Selasa, 02 Oktober 2007

Kehidupan Sang Elang

Elang merupakan jenis unggas yang mempunyai umur paling panjang didunia.

Umurnya dapat mencapai 70 tahun. Tetapi untuk mencapai umur sepanjang itu seekor elang harus membuat suatu keputusan yang sangat berat pada umurnya yang ke 40.

Ketika elang berumur 40 tahun, cakarnya mulai menua, paruhnya menjadi panjang dan membengkok hingga hampir menyentuh dadanya. Sayapnya menjadi sangat berat karena bulunya telah tumbuh lebat dan tebal,sehingga sangat menyulitkan waktu terbang. Pada saat itu, elang hanya mempunyai dua pilihan: Menunggu kematian, atau Mengalami suatu proses transformasi yang sangat menyakitkan --- suatu proses transformasi yang panjang selama 150 hari.

Untuk melakukan transformasi itu, elang harus berusaha keras terbang keatas puncak gunung untuk kemudian membuat sarang ditepi jurang , berhenti dan tinggal disana selama proses transformasi berlangsung.

Pertama-tama, elang harus mematukkan paruhnya pada batu karang sampai paruh tersebut terlepas dari mulutnya, kemudian berdiam beberapa lama menunggu tumbuhnya paruh baru. Dengan paruh yang baru tumbuh itu, ia harus mencabut satu persatu cakar-cakarnya dan ketika cakar yang baru sudah tumbuh, ia akan mencabut bulu badannya satu demi satu. Suatu proses yang panjang dan menyakitkan.

Lima bulan kemudian, bulu-bulu elang yang baru sudah tumbuh.

Elang mulai dapat terbang kembali. Dengan paruh dan cakar baru, elang tersebut mulai menjalani 30 tahun kehidupan barunya dengan penuh energi!

Dalam kehidupan kita ini, kadang kita juga harus melakukan suatu keputusan yang sangat berat untuk memulai sesuatu proses pembaharuan. Kita harus berani dan mau membuang semua kebiasaan lama yang mengikat, meskipun kebiasaan lama itu adalah sesuatu yang menyenangkan dan melenakan.

Kita harus rela untuk meninggalkan perilaku lama kita agar kita dapat mulai terbang lagi menggapai tujuan yang lebih baik di masa depan. Hanya bila kita bersedia melepaskan beban lama, membuka diri untuk belajar hal-hal yang baru, kita baru mempunyai kesempatan untuk mengembangkan kemampuan kita yang terpendam, mengasah keahlian baru dan menatap masa depan dengan penuh keyakinan.

Halangan terbesar untuk berubah terletak di dalam diri sendiri dan andalah sang penguasa atas diri anda.

Jangan biarkan masa lalu menumpulkan asa dan melayukan semangat kita.

Anda adalah elang-elang itu.

Perubahan pasti terjadi.

Maka itu, kita harus berubah!

by : cetivasi@yahoogroups.com

Senin, 01 Oktober 2007

Enam Batu Ujian Cinta

Bagaimana kami tahu bahwa cinta kami cukup dalam untuk menghantar kami kearah berdampingan seumur hidup, menuju kepada kesetiaan yang sempurna?
Bagaimana kami dapat yakin bahwa cinta kami ini cukup matang untuk diikatsumpah nikah serta janji untuk berdampingan seumur hidup sampai maut memisahkan?

Pertama, Ujian untuk merasakan sesuatu bersama.
Cinta sejati ingin merasakan bersama, memberi, mengulurkan tangan. Cintasejati memikirkan pihak yang lainnya, bukan memikirkan diri sendiri. Jikakalian membaca sesuatu, pernahkah kalian berpikir, aku ingin membagi ini bersama sahabatku? Jika kalian merencanakan sesuatu, adakah kalian hanyaberpikir tentang apa yang ingin kalian lakukan, ataukah apa yang akanmenyenangkan pihak lain? Sebagaimana Herman Oeser, seorang penulis Jerman pernah mengatakan, "Mereka yang ingin bahagia sendiri, janganlah kawin.Karena yang penting dalam perkawinan ialah membuat pihak yang lain bahagia. Mereka yang ingin dimengerti pihak yang lain, janganlah kawin. Karena yang penting di sini ialah mengerti pasangannya." Maka batu ujian yang pertama ialah:
"Apakah kita bisa sama-sama merasakan sesuatu? Apakah aku ingin menjadi bahagia atau membuat pihak yang lain bahagia?"

Kedua, Ujian kekuatan.
Saya pernah menerima surat dari seorang yang jatuh cinta, tapi sedang risau hatinya. Dia pernah membaca entah di mana, bahwa berat badan seseorang akan berkurang kalau orang itu betul-betul jatuh cinta. Meskipun dia sendirimencurahkan segala perasaan cintanya, dia tidak kehilangan berat badannyadan inilah yang merisaukan hatinya. Memang benar, bahwa pengalaman cinta itu juga bisa mempengaruhi keadaan jasmani. Tapi dalam jangka panjang cinta sejati tidak akan menghilangkan kekuatan kalian; bahkan sebaliknya akan memberikan kekuatan dan tenaga baru pada kalian. Cinta akan memenuhi kalian dengan kegembiraan serta
membuat kalian kreaktif, dan ingin menghasilkanlebih banyak lagi. Batu ujian kedua :
"Apakah cinta kita memberi kekuatan baru dan memenuhi kita dengan tenaga kreaktif, ataukah cinta kita justru menghilangkan kekuatan dan tenaga kita?"

Ketiga, Ujian penghargaan.
Cinta sejati berarti juga menjunjung tinggi pihak yang lain. Seorang gadis mungkin mengagumi seorang jejaka, ketika ia melihatnya bermain bola dan mencetak banyak gol. Tapi jika ia bertanya pada diri sendiri, "apakah aku mengingini dia sebagai ayah dari anak-anakku?", jawabnya sering sekalimenjadi negatif. Seorang pemuda mungkin mengagumi seorang gadis, yang dilihatnya sedang berdansa. Tapi sewaktu ia bertanya pada diri sendiri,"apakah aku mengingini dia sebagai ibu dari anak-anakku?", gadis tadi mungkin akan berubah dalam pandangannya. Pertanyaannya ialah:
"Apakah kita benar-benar sudah punya penghargaan yang tinggi satu kepadayang lainnya? Apa aku bangga atas pasanganku?"


Keempat, Ujian kebiasaan.
Pada suatu hari seorang gadis Eropa yang sudah bertunangan datang pada saya. Dia sangat risau, "Aku sangat mencintai tunanganku," katanya,"tapi aku tak tahan caranya dia makan apel." Gelak tawa penuh pengertian memenuhi ruangan. "Cinta menerima orang lain bersama dengan kebiasaannya. Jangan kawin berdasarkan paham cicilan, lalu mengira bahwa kebiasaan-kebiasaan itu akanberubah di kemudian hari. Kemungkinan besar itu takkan terjadi. Kalian harus menerima pasanganmu sebagaimana adanya beserta segala kebiasaan dan kekurangannya. Pertanyaannya:
"Apakah kita hanya saling mencintai atau juga saling menyukai?"

Kelima, Ujian pertengkaran.
Bilamana sepasang muda mudi datang mengatakan ingin kawin, saya selalu menanyakan mereka, apakah mereka pernah sesekali benar-benar bertengkar? tidak hanya berupa perbedaan pendapat yang kecil, tetapi benar-benar bagaikan berperang. Seringkali mereka menjawab, "Ah, belum pernah, pak, kami saling mencintai." Saya katakan kepada mereka, "Bertengkarlah dahulu -barulah akan kukawinkan kalian." Persoalannya tentulah, bukan pertengkarannya, tapi kesanggupan untuk saling berdamai lagi. Kemampuan ini mesti dilatih dan diuji sebelum kawin. Bukan seks, tapi batu ujian pertengkaranlah yang merupakan pengalaman yang "dibutuhkan" sebelum kawin. Pertanyaannya:
"Bisakah kita saling memaafkan dan saling mengalah?"

Keenam, Ujian waktu.
Sepasang muda mudi datang kepada saya untuk dikawinkan. "Sudah berapa lama kalian saling mencintai?" Tanya saya. "Sudah tiga, hampir empat minggu,"jawab mereka. Ini terlalu singkat. Menurut saya minimum satu tahun bolehlah. Dua tahun lebih baik lagi. Ada baiknya untuk saling bertemu, bukan saja pada hari-hari libur atau hari minggu dengan berpakaian rapi, tapi juga pada saat bekerja di dalam hidup sehari-hari, waktu belum rapi, atau cukur, masih mengenakan kaos oblong, belum cuci muka, rambut masih awut-awutan, dalam suasana yang tegang atau berbahaya. Ada suatu peribahasa kuno, "Jangan kawin sebelum mengalami musim panas dan musim dingin bersama dengan pasanganmu."Sekiranya kalian ragu-ragu tentang perasaan cintamu, sang waktu akan memberi kepastian. Tanyakan:
"Apakah cinta kita telah melewati musim panas dan musim dingin? Sudah cukup lamakah kita saling mengenal?"

Dan izinkan saya memberikan suatu kesimpulan yang gamblang. Seks bukan batu ujian bagi cinta. "Jika sepasang muda mudi ingin punya hubungan seksual untuk mengetahuiapakah mereka saling mencintai, perlu ditanyakan pada mereka, "Demikiankecilnya cinta kalian?" Jika kedua-duanya berpikir, "Nanti malam kita mesti melakukan seks - kalau tidak pasanganku akan mengira bahwa aku tidakmencintai dia atau bahwa dia tidak mencintai aku," maka rasa takut akankemungkinan gagal sudah cukup menghalau keberhasilan percobaan itu. Seks bukan suatu batu ujian bagi cinta, sebab seks akan musnah saat diuji.Cobalah adakan observasi atas diri saudara sendiri pada waktu saudara pergitidur. Saudara mengobservasi diri sendiri, kemudian tidak bisa tidur. Atau saudara tidur, kemudian tidak lagi bisa mengobservasi diri sendiri. Samabenar halnya dengan seks sebagai suatu batu ujian untuk cinta. Saudara menguji, sesudah itu tidak lagi mau mencintai. Atau saudara mencintai, kemudian tidak menguji. Untuk kepentingan cinta itu sendiri, cinta perlu mengekang menyatakan dirinya secara jasmaniah sampai bisa dimasukkan kedalam dinamika segitiga perkawinan.

Kamis, 27 September 2007

Kura-Kura

Ada satu keluarga kura2 memutuskan untuk pergi bertamasya. Dasarnya kura2, dari sononya memang sudah serba lambat, untuk mempersiapkan piknik ini saja mereka butuhkan waktu 7 tahun. Akhirnya keluarga kura2 ini meninggalkan hunian mereka, pergi mencari tempat yang cocok untuk kegiatan piknik mereka. Baru ditahun kedua mereka temukan lokasi yang sesuai dan cocok!

Selama enam bulan mereka membersihkan tempat itu, membongkari semua keranjang2 perbekalan piknik, dan membenah-susuni tempat itu. Lalu mereka baru sadar dan lihat bahwa mereka lupa membawa garam. Waduh, sebuah piknik tanpa garam? Mereka serempak setuju dan berteriak itu bisa menjadi bencana luar biasa. Setelah panjang lebar berdiskusi, kura termuda yang diputuskan terpilih untuk mengambil garam dirumah mereka. Meskipun ia termasuk kura tercepat dari semua kura2 yang lambat, si kura kecil ini merengek, menangis dan me-ronta2 dalam batoknya. Ia setuju pergi tapi asal berdasarkan satu syarat: bahwa tidak satupun boleh makan sampai ia kembali. Keluarga kura itu setuju dan sikura kecil ini berangkatlah.

Tiga tahun lewat dan kura kecil itu masih juga belum kembali. Lima tahun.... enam tahun ..... lalu memasuki tahun ketujuh kepergiannya, kura-kura tertua sudah tak tahan menahan laparnya. Ia pun mengumumkan bahwa ia begitu lapar dan akan mulai makan dan mulai membuka rotinya.

Pada saat itu, tiba2 muncul si kura-kura kecil dari balik sebatang pohon dan berteriak: "LIHAT TUHHHH! Benar kan !? Aku tahu kalian memang tak akan menunggu. Achhh, kalau begini caranya aku nggak mau pergi mengambil garam."

*Pesan Moral :
Sebagian dari kita memboroskan waktu sekedar cuma menunggui sampai orang lain memenuhi harapan kita. Sebaliknya, kita begitu kuatir, prihatin, sering2 malah terlalu memperdulikan apa yang dikerjakan orang lain sampai-sampai dan malahan kita cuma berpangku tangan tanpa berbuat apapun.

Kamis, 20 September 2007

Positif Thinking

Bagaimana cara kita memandang kehidupan akan berpengaruh juga pada pandangan dan cara pikir kita terhadap segala hal. Untuk meraih sukses, kita harus bisa merubah cara berpikir kita dari negative thinking menjadi positive thinking.Pembicaraan mengenai positive thinking akan diawali tentang sebuah konsep sederhana mengenai kacamata. Kalau Anda memakai kacamata yang berwarna merah, maka Anda akan melihat dunia ini dengan warna merah. Kalau memakai kacamata hijau, maka Anda akan melihat dunia ini dengan warna hijau.

Untuk membantu pemahaman, ada sebuah cerita kuno dari negeri China yang bisa dijadikan ilustrasi. Cerita ini bermula dari seseorang (sebut saja namanya Ahmad) yang kehilangan kapaknya. Perlu diketahui bahwa di jaman itu, yaitu di jaman agrikultur sekitar 2000 tahun yang lalu, kapak adalah alat yang sangat penting karena mereka tidak bisa mencari nafkah tanpa alat tersebut. Hampir tiap hari kapak itu dibawa Ahmad ke hutan untuk menebang kayu yang akan dijual untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Pada suatu hari Ahmad kehilangan kapaknya. Dia bingung mengingat-ingat di mana dia meletakkan kapaknya dan mulai berpikir kalau ada seseorang yang membutuhkan kapak dan mengambil kapak miliknya. Ahmad kemudian mulai mencurigai tetangganya sendiri yang bernama Hadi. Kebetulan esok harinya Hadi berpamitan ke Ahmad kalau dia hendak pergi ke hutan. Tidak seperti biasanya, cara pamit Hadi terdengar tidak tegas. Ahmad berpikir, mungkin Hadi malu karena telah mengambil kapaknya sehingga dia tampak kebingungan.

Besoknya, Ahmad semakin menaruh curiga pada Hadi. Ada sebuah barang yang disembunyikan di pinggang Hadi. "Jangan-jangan itu kapak saya yang dicurinya," pikir Ahmad.

Besoknya lagi, Hadi pergi ke hutan tanpa berpamitan dengan Ahmad. Ahmad pun semakin curiga bahwa Hadi telah mencuri kapaknya. Hingga tiga hari lamanya Ahmad menaruh curiga pada Hadi. Pada hari keempat, Ahmad kaget karena menemukan kapaknya di bawah ranjangnya sendiri. Ternyata kapak itu disimpan istrinya tanpa sepengetahuannya. Akhirnya Ahmad berkesimpulan bahwa dia telah berpikir negatif terhadap Hadi.

Cerita di atas mengilustrasikan bahwa bilamana kita sudah mempunyai kecurigaan atau sebuah pandangan negatif terhadap sesuatu, maka kita akan terus melihatnya dengan kacamata negatif. Orang yang gagal selalu mengeluh dan mengeluh. Kenapa harus selalu berusaha lagi? Toh kalau berusaha akan tetap mengalami kegagalan.

Seseorang yang mempunyai pemikiran seperti ini akan menjadi pesimis untuk mencoba lagi. Tetapi orang yang sukses dengan berkesinambungan akan selalu berpikir untuk berhasil lalu akan mencoba terus dan lagi-lagi menuai keberhasilan. Keberhasilan yang dia dapatkan akan membuat semangat bagi dia untuk terus mencoba. Yang penting adalah; kita semua diharapkan untuk mempunyai kacamata yang cerah dalam memandang kehidupan ini, karena kacamata yang cerah akan memandang semua masalah dengan pandangan yang cerah pula. Bukan kacamata yang hitam yang membuat kita tidak bisa melihat apapun.

Sumber : unknown

Kamis, 13 September 2007

Murid Si Pematung


Alkisah, di pinggir sebuah kota , tinggal seorang seniman pematung yang sangat terkenal di seantero negeri. Hasil karyanya yang halus, indah, dan penuh penghayatan banyak menghiasi rumah-rumah bangsawan dan orang-orang kaya di negeri itu. Bahkan, di dalam istana kerajaan hingga taman umum milik pemerintah pun, dihiasi dengan patung karya si seniman itu.


Suatu hari, datang seorang pemuda yang merasa berbakat memohon untuk menjadi muridnya. Karena niat dan semangat si pemuda, dia diperbolehkan belajar padanya. Bahkan, ia juga diijinkan untuk tinggal di rumah paman si pematung.


Sejak hari itu, mulailah dia belajar dengan tekun, mengukur ketepatan bahan adonan semen, membuat rangka, cara menggerakkan jari-jari tangan, dan mengenali setiap tekstur sesuai bentuk dan jenis benda yang akan dibuat patung, dan berbagai kemampuan mematung lainnya.


Setelah belajar sekian lama, si murid merasa tidak puas. Sebab, menurutnya, hasil patungnya belum bisa menyamai keindahan patung gurunya. Dia pun kemudian menganalisa dengan seksama, lantas memutuskan meminjam alat-alat yang biasa dipakai gurunya. Dia berpikir, rahasia kehebatan sang guru pasti di alat-alat yang dipergunakan.


”Guru, bolehkan saya meminjam alat-alat yang biasa Guru pakai untuk mematung? Saya ingin mencoba membuat patung dengan memakai alat-alat yang selalu dipakai guru agar hasilnya bisa menyamai patung buatan Guru. ”


”Silakan pakai, kamu tahu dimana alat-alat itu berada kan ? Ambil saja dan pakailah, ”jawab sang guru sambil tersenyum.


Selang beberapa hari, dengan wajah lesu si murid mendatangi gurunya dan berkata,

”Guru, saya sudah berusaha dan berlatih dengan tekun sesuai petunjuk Guru, memakai alat-alat yang biasa dipakai Guru. Kenapa hasilnya tetap tidak sebagus patung yang Guru buat”


”Anakku, gurumu ini belajar dan berlatih membuat patung selama puluhan tahun. Mengamati obyek benda, mencermati setiap gerak dan tekstur, kemudian berusaha menuangkannya ke dalam karya seni dengan segenap hati dan seluruh pikiran. Tidak terhitung berapa kali kegagalan yang telah dibuat, tapi tidak pernah pula berhenti mematung hingga hari ini. Bukan alat-alat bantu yang engkau pinjam itu yang kamu butuhkan untuk menjadi seorang pematung handal, tetapi jiwa seni dan semangat untuk menekuninya yang harus engkau punyai. Dengan begitu, lambat laun engkau akan terlatih dan menjadi pematung yang baik. ”


”Terima kasih Guru, saya berjanji akan terus berlatih, mohon Guru bersabar mengajari saya. ”


Pembaca yang berbahagia,


Untuk menciptakan sebuah maha karya, tidak cukup hanya mengandalkan talenta semata. Kita butuh proses belajar dan ketekunan berlatih bertahun-tahun. Bahkan, meski dibantu alat-alat secanggih apapun, hasil yang didapat sebenarnya sangat tergantung pada tangan-tangan terampil dan terlatih yang menggerakkannya.


Demikian pula dalam kehidupan ini, jika ingin meraih prestasi yang gemilang, ada harga yang harus kita bayar! Apapun bidang yang kita geluti, apapun talenta yang kita miliki, kita membutuhkan waktu, fokus dan kesungguhan hati dalam mewujudkannya hingga tercapai kesuksesan yang membanggakan! !!


Oleh : Andrie Wongso

Rabu, 05 September 2007

PENJARA PIKIRAN

Seekor belalang telah lama terkurung dalam sebuah kotak. Suatu hari ia berhasil keluar dari kotak yang mengurungnya, dengan gembira dia melompat-lompat menikmati kebebasannya. Di perjalanan dia bertemu dengan seekor belalang lain, namun dia keheranan mengapa belalang itu bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh darinya.

Dengan penasaran dia menghampiri belalang lain itu dan bertanya, "Mengapa kau bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh dariku, padahal kita tidak jauh berbeda dari usia maupun ukuran tubuh?" Belalang itu menjawabnya dengan pertanyaan, "Di manakah kau tinggal selama ini? Semua belalang yang hidup di alam bebas pasti bisa melakukan seperti yang aku lakukan." Saat itu si belalang baru tersadar bahwa selama ini kotak itulah yang telah membuat lompatannya tidak sejauh dan setinggi belalang lain yang hidup di alam bebas.

Kadang-kadang kita sebagai manusia, tanpa sadar, pernah juga mengalami hal yang sama dengan belalang tersebut. Lingkungan yang buruk, hinaan, trauma masa lalu, kegagalan beruntun, perkataan teman, tradisi, dan kebiasaan bisa membuat kita terpenjara dalam kotak semu yang mementahkan potensi kita.

Lebih sering kita mempercayai mentah-mentah apa yang mereka voniskan kepada kita tanpa berpikir dalam-dalam bahwa apakah hal itu benar adanya atau benarkah kita selemah itu? Lebih parah lagi, kita acap kali lebih memilih mempercayai mereka daripada mempercayai diri sendiri.

Tahukah Anda bahwa gajah yang sangat kuat bisa diikat hanya dengan seutas tali yang terikat pada sebilah pancang kecil? Gajah sudah akan merasa dirinya tidak bisa bebas jika ada "sesuatu" yang mengikat kakinya, padahal "sesuatu" itu bisa jadi hanya seutas tali kecil...

Pernahkah Anda bertanya kepada diri Anda sendiri bahwa Anda bisa "melompat lebih tinggi dan lebih jauh" kalau Anda mau menyingkirkan "penjara" itu? Tidakkah Anda ingin membebaskan diri agar Anda bisa mencapai sesuatu yang selama ini Anda anggap di luar batas kemampuan dan pemikiran Anda?

Sebagai manusia kita berkemampuan untuk berjuang, tidak menyerah begitu saja kepada apa yang kita alami. Karena itu, teruslah berusaha mencapai segala aspirasi positif yang ingin Anda capai. Sakit memang, lelah memang, tapi jika Anda sudah sampai di puncak, semua pengorbanan itu pasti akan terbayar.

Be Happy.


Rabu, 29 Agustus 2007

Don't Quit

Profesional, di dalam kehidupan ini Tuhan telah menyediakan begitu banyak kesempatan yang dapat kita pergunakan. Ada beberapa orang yang menganggap remeh tindakan yang harus diambil dan juga usaha yang harus dibayar, namun pada akhirnya menyesal karena tidak melakukannya. Hanya sedikit orang yang mempunyai keyakinan dan iman sambil terus bekerja sampai ia mendapatkan kehidupan yang jauh lebih baik. Kehidupan yang selama ini ia impikan.

Winston Churchill perdana menteri yang sangat dikenal dari Inggris pernah tinggal kelas pada saat kelas enam sekolah dasar. Steven Spielberg dikeluarkan dari sekolah menengah atas, ia dibujuk kembali bersekolah di sekolah luar biasa. Ia lalu dikeluarkan lagi dan tidak pernah kembali ke bangku sekolah.

Albert Einstein mendapat angka-angka yang jelek pada waktu bersekolah sampai-sampai gurunya meminta dia untuk berhenti sekolah karena dinilai tidak akan berhasil. Tokoh-tokoh tersebut mempunyai catatan yang mungkin lebih buruk daripada kita, namun kegagalan itu membuat mereka bangkit dan berhasil. Karena mereka memiliki karakter penatang berhenti.

Profesional, seringkali komitmen kita terhadap sukses yang ingin kita raih diuji oleh kehidupan. Sikap pantang menyerah adalah salah satu dasar yang jelas membedakana antara sang juara dan sang pecundang. Kegagalan sering kali menghantui kita, bahkan kita tidak mencapai tujuan yang kita inginkan. Tetapi percayalah, apa pun hasilnya pasti lebih baik dibandingkan jika kita menyerah. So don't Quit! (andrie)

Sumber : Renungan Harian Profesional : 30 Agustus 2007

Selasa, 28 Agustus 2007

The difference between a successful person and others is in a lack of will" ~ Vince Lombardi, 1913-1970, American Football - Coach"

Kebanyakan manusia cukup puas hanya dengan lahir - hidup - dan lalu meninggal.Hingga akhirnya yang tertinggal hanya 3 baris di batu nisannya : Si X, lahir tanggal sekian, meninggal tanggal sekian.
Inginkah kita menjalani hidup apa adanya seperti ini?
Seperti apa Anda mengukir sejarah?

Ada 3 hal yang bisa membedakan Anda dengan kebanyakan orang dalam mengukir sejarah, yaitu... Kemauan, Keilmuan dan Kesempatan.


1. Kemauan

Kemauan menjadi kata kunci yang paling penting dalam menentukan sejarah hidup kita.
Anda mau menjadi apa? Seperti apa? dan di mana? Tentunya hanya Anda yang paling mengetahuinya! Cobalah untuk mencatat semuanya. Baik itu melalui memori, diary, atau melalui selembar kertas sekali pun! Anda pasti punya kemauan! Jangan pernah katakan Anda tidak punya kemauan. Hidup itu terlalu pendek. Kalau kita sudah mati, kita tidak bisa punya kemauan kecuali udah mati kita jadi ZOMBIE! :-)


2. Keilmuan

Percaya, segala sesuatu itu pasti ada ilmunya! Jika kita punya kemauan dan memiliki ilmunya, maka segala usaha akan tercapai dengan lebih baik. Itu sebabnya kita harus mau belajar dan belajar. Kita bisa belajar dimana saja, kapan saja, dan dengan siapa saja. Ingat, tidak pernah ada kata terlambat untuk belajar, mengenal, memahami, dan mengamalkan sesuatu hal yang bermanfaat bagi kehidupan Anda, dan mungkin juga untuk orang lain.

Dan satu lagi....

3. Kesempatan

Jika kemauan ada, keilmuan ada, maka tinggal kesempatanlah yang memutuskan apakah Anda bisa mengukir sejarah dengan baik atau tidak. Kesempatan ini bisa datang dari mana saja, tergantung kecekatan kita dalam memanfaatkan setiap peluang yang ada. Kita tahu, seringkali kesempatan itu hadir, tapi kita tidak mampu memanfaatkannya dengan benar, karena keilmuannya kurang, meski keinginan kita itu sebenarnya sudah besar. Jika ini terjadi, tidak jarang orang menyesal dan kadang menjadi berfikir bahwa nasib selalu tidak berpihak padanya.

Sebenarnya tidak demikian! Dia hanya tidak tahu bagaimana cara menyatukan 3K! Yaitu kemauan, keilmuan dan kesempatan!

Nah, sekarang Anda tahu, apa yang harus dilakukan untuk bisa mengukir sejarah dengan baik dalam hidup Anda!

Padukan antara kemauan, keilmuan dan kesempatan. Jika kemauan sudah ada, keilmuan sudah ada, maka kesempatan itu sebenarnya bisa dicari dan diupayakan!

Dan percaya... ketika ketiga unsur ini berpadu dalam diri Anda, maka sejarah kebesaran tentang Anda telah dimulai...

Selamat mencoba! :-)

Sumber : Anne Ahira


Minggu, 26 Agustus 2007

14 Hal Yang Membuat Hidup Saudara Tidak Biasa-Biasa

1. Belajar tersenyum bila masalah datang
2. Tetap berpenampilan menarik meskipun dalam saat berpuasa
3. Tulus seperti merpati supaya jangan menipu, cerdik seperti ular supaya jangan
ditipu (berhikmat)
4. Boleh lupa dompet asal jangan lupa doa
5. Punyailah iman yang dapat melihat kesempatan dalam kesulitan dan bukan
melihat kesulitan dalam kesempatan
6. Layanilah Tuhan dengan karunia yang Tuhan berikan, karena banyak yang
mampu (melayani) tetapi tidak mau dan banyak yang mau tapi tidak mampu .
7. Jadikan persembahan saudara menjadi penyembahan dan bukan penyesalan
8. Layanilah Tuhan dengan sukacita dan bukan dengan suka-suka
9. Pilihlah makanan saudara sesuai dengan kebutuhan, bukan keinginan
10. Jadilah Kristen yang kritis tetapi jangan penuh kritik
11. Lebih baik engkau berdiam dan dikira orang bodoh daripada banyak bicara dan
membuktikan engkau bodoh (Ams. 17 : 28).
12. Jadikanlah Alkitab sebagai "Obat Kuat" dan bukan "Obat Tidur"
13. Lakukanlah yang benar, bukan apa yang kamu rasa benar
14. Terimalah orang lain apa adanya, bukan "ada apanya"


Oleh: unknown

Jumat, 24 Agustus 2007

Apa itu Masalah??

Masalah yang kamu hadapi akan membuatmu kalah atau juga membuatmu berhasil – tergantung bagaimana kamu meresponinya. Sayangnya banyak orang yang salah memandang bagaimana Tuhan memakai masalah-masalah untuk kebaikan dalam hidupnya. Mereka menanggapinya dengan cara yang bodoh dan marah terhadap masalah-masalahnya bahkan tidak mau memikirkan apa keuntungan yang mereka terima.

Di bawah ini ada lima cara Tuhan memakai masalah dalam hidupmu :

Tuhan memakai masalah untuk menuntunmu
Kadang-kadang Tuhan harus membakar tempat kenyamananmu agar kamu mau berpindah.
Masalah sering membawa kita ke tempat yang baru dan memotivasikan kita untuk berubah. Apakah Tuhan sedang mencoba mengambil perhatianmu. Kadang-kadang membawa kita ke situasi, keadaan yang menyakitkan agar kita mau mengubah cara jalan kita (Amsal 20:30)

Tuhan memakai masalah untuk mengujimu
Manusia seperti teh celup, jika kita ingin mengetahui apa yang ada di dalamnya, masukkan saja ke dalam air panas! Pernahkah Tuhan menguji imanmu lewat masalah-masalah? Apakah masalah-masalah itu membuka pikiranmu? Ketika kamu menghadapi banyak masalah, hendaklah kamu penuh sukacita sebab lewat masalah-masalah ini akan menguji imanmu dan akan mengajarkan kamu tentang kebenaran (Yak 1:2-3)

Tuhan memakai masalah untuk mengoreksimu
Ada beberapa pelajaran yang kita dapati lewat jalan yang menyakitkan dan kegagalan. Contohnya seperti anak kecil yang orang tuanya menyuruh dia untuk tidak memegang kompor yang panas. Tetapi kamu mungkin akan dapat mempelajari sesuatu lewat terbakar. Kadang-kadang kita mempelajari nilai dari sesuatu : kesehatan, uang, hubungan, dengan menghilangkannya. Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapanMu (Mzm 119:71)

Tuhan memakai masalah untuk melindungimu
Suatu masalah kadang-kadang kelihatan akan lebih memberkatimu jika masalah itu mencegahmu untuk jatuh ke masalah yang lebih merugikanmu. Tahun yang lalu seorang teman dipecat karena menolak mengerjakan sesuatu yang tidak beretika ketika atasannya menyuruhnya. Kehilangan pekerjaan adalah masalahnya. Tetapi ia terselamat dari hukuman penjara setelah setahun kemudian ketika tindakan atasannya terungkap. “Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan (Kej 50:20)

Tuhan memakai masalah untuk meyempurnakanmu
Masalah, jika ditanggapi dengan benar, membangun karakter kita. Tuhan jauh lebih tertarik pada karaktermu daripada kesenanganmu. Hubunganmu dengan Tuhan dan karaktermu adalah dua hal yang kekal, justru bisa bersuka cita ketika kita sedang menghadapi masalah… masalah menolong kita untuk belajar bersabar. Dan kesabaran membentuk karakter kita dan menolong kita percaya.


Kamis, 23 Agustus 2007

Siapa yang tidak ingin sukses?

Siapa yang tidak ingin sukses? Kelihatannya aneh menanyakan hal tersebut. Tetapi hampir sebagian besar orang yang Anda kenal tidak pernah meraih kesuksesan. Mereka hanya memimpikannya dan membicarakannya, tetapi tidak menjalankannya. Itu yang sangat disayangkan. Mengapa ? Karena sebagian besar orang tidak memahami sukses. Sukses bukanlah hasil keberuntungan, bukan juga sesuatu yang Anda peroleh di waktu-waktu keajaiban di dalam hidup anda. Sukses bukanlah tujuan melainkan gaya hidup. Satu-satunya cara untuk meraih sukses sejati adalah dengan melakukannya setiap hari.

Yang perlu Anda ketahui untuk menjadi sukses yaitu Anda adalah apa yang Anda lakukan sehari-hari, mula-mula Anda membentuk kebiasaan kemudian kebiasaan itu membentuk Anda, membentuk kebiasaan sukses adalah semudah membangun kebiasaan gagal. Setiap hari Anda hidup, Anda sedang dalam proses menjadi sesuatu. Menjadi sesuatu yang yang lebih baik atau lebih buruk semuanya bergantung kepada apa yang Anda berikan untuk diri Anda sendiri.

Banyak orang sebelum Anda mencari kesuksesan dan tidak pernah menemukannya. Mereka membayangkannya seperti mencari kitab kuno atau mata air awet muda, sesuatu yang perlu diperoleh pada akhir petualangan yang panjang. Ada yang percaya bahwa sukses adalah seperti hubungan yang perlu dimenangkan. Sementara yang lainnya menganggapnya sebagai jabatan untuk diraih atau benda untuk dimiliki. Tetapi sukses bukanlah itu semua. Sukses bukan tujuan untuk dicapai. Sukses adalah proses perjalanan untuk dilalui. Dan Anda sedang melaluinya setiap hari.

Perlu waktu yang lama bagi kebanyakan orang untuk mengetahui apa maksud Tuhan menciptakan mereka. Jika Anda mau, Anda dapat menjelajahi hal-hal di dalam dunia dan belajar lebih banyak mengenai tujuan hidup Anda setiap hari. Anda dapat terlibat di dalam kegiatan-kegiatan yang menolong pikiran, tubuh, dan batin Anda lebih bertumbuh. Dan Anda dapat menunjukkan dalam tindakan besar atau kecil yang menolong orang lain.

Sukses adalah mengetahui tujuan hidup Anda, menabur benih yang menolong orang lain, dan bertumbuh menuju potensi maksimum Anda. Pintu menuju pembebasan potensi Anda sedang menuju Anda. Kuncinya ada di perjalanan Anda. Temukan segera kunci itu. Jika Anda melakukannya, maka Anda sedang sukses hari ini. Andapun akan sukses esok hari.

Bagaimana mengeja SUKSES ?

S = Seleksi tujuan anda
U = Urutkan prioritas dan potensi Anda
K = Komitmen pada rencana anda
S = Siapkan perjalanan Anda
E = Ekspresikan visi dalam tindakan
S = Serahkan hasilnya pada Tuhan


Berikut ini adalah tujuh langkah sukses yang dapat Anda lakukan untuk mencapai kesuksesan Anda :

1. Buatlah komitmen untuk bertumbuh setiap hari.
Satu dari kekeliruan terbesar yang orang buat adalah memiliki fokus yang salah. Sukses bukan datang dari membeli, meraih, atau memperoleh sesuatu. Sukses datang sebagai hasil dari pertumbuhan. Jika Anda membuat sasaran untuk bertumbuh sedikit setiap hari, maka tak lama kemudian Anda akan mulai melihat hasil positif di dalam kehidupan Anda. Seperti ungkapan penulis puisi Robert Browning, "Untuk apa hidup di dunia kalau bukan untuk bertumbuh ?"

2. Hargai proses lebih dari peristiwa yang terjadi.
Peristiwa dalam suatu kurun waktu tertentu memang baik untuk diambil sebagai sumber pengambilan keputusan, tetapi proses perubahan dan pertumbuhan memiliki nilai yang kekal. Jika Anda ingin naik ke tingkat kehidupan selanjutnya, bertekadlah untuk terus menerus memperbaiki diri Anda.

3. Jangan menunggu inspirasi.
Pemain bola basket yang terkenal, Jerry West berkata, "Anda tidak melakukan banyak hal di hidup Nada, jika Anda hanya bekerja di hari-hari yang Anda rasakan baik". Orang-orang menjadi besar karena mereka memotivasi diri dan memberikan yang terbaik dari hidup mereka, tanpa menghiraukan apa yang mereka rasakan. Untuk menjadi sukses, berjuanglah.

4. Bersedia mengorbankan kesenangan demi kesempatan.
Satu dari pelajaran-pelajaran terbesar adalah prinsip : bayar sekarang, bersenang-senang kemudian. Dalam hidup ini, Anda harus membayar untuk segala hal. Bedanya hanyalah Anda membayar di muka atau di belakang. Jika Anda membayar sekarang, Anda akan mendapatkan imbalan yang lebih besar di kemudian hari dan imbalan itu juga terasa lebih manis.

5. Memiliki impian besar.
Memang tidak perlu membayar apa-apa untuk memimpikan hal-hal yang kecil. Robert J. Kriegel dan Louis Patler, penulis buku If It Ain't Broke, Break It, mengungkapkan, "Kita tidak memiliki acuan pasti mengenai sejauh mana keterbatasan manusia itu. Semua tes, stopwatch, dan garis finish tidak dapat mengukur potensi manusia. Ketika seseorang mengejar impiannya, mereka jauh melampaui apa yang kelihatannya menjadi keterbatasan mereka. Potensi yang ada di dalam kita tidak terbatas dan masih banyak yang belum dijelajahi. Saat mana Anda memikirkan keterbatasan, Anda sedang menciptakannya".

6. Urutkan prioritas.
Satu kesamaan yang dimiliki semua orang sukses adalah mereka menguasai kemampuan mengorganisasi manajemen waktu. Yang pertama dan paling utama, mereka telah mengorganisasi diri mereka. Henry Kaiser, pendiri Kaiser Aluminium dan Kaiser Permanente Health Care, berkata, "Setiap menit yang diinvestasikan ke dalam perencanaan akan menghemat dua menit waktu pelaksanaan". Anda tidak akan pernah memperoleh kembali waktu yang hilang, jadi optimalkan setiap waktu yang ada.

7. Berkorban untuk memperoleh peningkatan.
Tidak ada sesuatu yang berharga diperoleh tanpa pengorbanan. Hidup dipenuhi dengan kejadian-kejadian kritis ketika Anda akan mendapat kesempatan untuk menukarkan milik Anda yang berharga dengan yang lainnya. Tetap buka mata untuk kejadian-kejadian seperti itu dan selalu pastikan Anda sedang naik bukan turun.

Jika Anda mendedikasikan diri Anda kepada tujuh langkah diatas, Anda akan tetap meningkatkan diri Anda dan Anda akan sukses. Pertumbuhan mungkin tidak sepesat seperti yang lainnya, tetapi Anda akan melihat kemajuan Anda sendiri hampir dalam seketika. Dan meskipun pengakuan dari orang lain berlangsung dengan lambat, jangan putus asa. Tetap lakukan. Pada akhirnya, Anda akan sukses. [John C. Maxwell]

Sumber : Anonymous

Disiplin Sebagai Penentu Kesuksesan

Sukses adalah hasil dari berbagai aspek seperti kerja keras, kepandaian, rencana dan pelaksanaan yang hati-hati, serta, sedikit keberuntungan. Di samping itu, sukses juga ditentukan oleh displin atau tidaknya seseorang meraih segala sesuatu dan 'meletakkan sesuatu di tempat yang layak'.

Tanpa disiplin, seseorang tak akan mampu menyelesaikan segala apa yang telah direncanakannya. Dia tak akan mampu melakukan sebuah strategi secara berkesinambungan untuk meraih tujuan jika tidak punya disiplin. Disiplinlah yang membuat kita berada on track, tak peduli seberapa berat yang dihadapi. Orang yang disiplin tahu apa saja yang perlu dilakukan dan berfokus pada hal itu.

1. Dimulai pagi hari. Sebetulnya, disiplin tidak usah dibicarakan terlalu muluk. Secara sederhana, sejak pagi dimulai, kedisip lina n tanpa sadar sudah menyertai. Bangun pukul sekian, mandi, kemudian berangkat dari rumah, adalah contoh kecil tentang disiplin.Banyak orang sukses akan setuju bila faktor disiplin disertakan sebagai salah satu resep keberhasilan mereka. Bila kita bangun dengan kaki yang salah misalnya, sebagai akibatnya kita merasa tidak enak badan, bisa dipastikan bahwa hari itu kita akan lebih tidak produktif ketimbang hari-hari di mana segala sesuatunya berjalan lancar.Kiat penting untuk mengoptimalkan pagi hari adalah dengan membuat semacam rutinitas kecil. Bangunlah di waktu-waktu yang sama - misalnya pukul 5-6 pagi (bukannya bisa bangun jam lima , bisa juga jam sepuluh nanti), dan kerjakan hal-hal kecil yang efisien, seperti menyiapkan pakaian, atau memanaskan mobil, dan sebagainya. Jangan lupa pula sarapan pagi untuk memberi energi.

2. Optimalkan waktu kerja. Disiplin tak terlepas dari optimalisasi waktu kerja. Kalau di waktu kerja kita cenderung bermalas-malasan, menunda pekerjaan, dan sebangsa, kapan kesuksesan itu bakal muncul? Singgah saja pun jangan-jangan tak sudi.Untuk itu, agar kedisip lina n kita berjalan teratur, buatlah daftar tugas setiap hari. Kita bisa membaginya dalam beberapa periode, tergantung dari rutinitas atau proyek yang sedang dikerjakan.Dengan menuliskan manajemen waktu, kita bisa membayangkan segala tujuan, dan kemudian mengukur efisiebsi kerja kita sendiri. Selain itu, kita juga bisa tahu sebanyak apa kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek tertentu. Dengan melihat hasilnya, kita juga bisa tahu apakah target yang kita tentukan itu gagal atau tidak. Kalau iya, apakah hal itu disebabkan rencana yang tidak layak, atau karena terinterupsi oleh orang lain, atau karena kita sendiri yang tidak disiplin mengerjakan tugas sesuai jadwal.

3. Seberapa lama ketahanan tubuh ? Setiap orang tentu punya ketahanan tubuh yang berbeda-beda. Ada orang yang tahan bekerja di depan komputer sampai 8-10 jam, ada juga yang tidak. Ukurlah hal ini, lalu terapkan pada daftar tugas.Misalnya, kalau kita tahu bahwa kita cuma tahan bekerja selama lima jam saja pada hari Jumat - karena harus ke mesjid atau kita sudah terlalu bosan di kantor, maka optimalkan saja kerja lima jam itu. Jam kerja lainnya kita isi dengan kegiatan yang menghibur. Sebab, kalau dipaksakan bekerja sampai 10 jam misalnya, tapi hanya dengan 50% kapasitas kita, itu cuma buang-buang waktu.

4. Pikiran sehat terdapat dalam tubuh yang sehat. Ini sudah jelas ada dalam buku sekolah anak SD. Dan tak usah diperdebatkan lagi, bila kondisi fisik kita prima, kita juga akan bekerja lebih baik ketimbang ketika kita sakit. Karena itu, jagalah selalu kesehatan.

5. Seimbangkan kerja dengan hiburan. Catat bahwa kerja hanyalah satu bagian dalam hidup kita. Bila kita meninggalkan kantor, tinggalkan. Jangan bawa dalam pikiran kita, karena seharusnya bagian lain dalam hidup kita yang mengambil alih. Untuk itu, cobalah berdisiplin untuk membagi segala sesuatunya dengan layak.

Sukses bukan cuma di karir saja, tapi dalam kehidupan pribadi kita sendiri. Di sinilah disiplin mengelola hidup kita akan memberikan hasil. Percayalah, hidup ini jauh lebih bermakna ketimbang sekadar mencari uang.

Sumber : Anonymous

Cara-cara Mencapai Kerendahan Hati

Berbicara sesedikit mungkin tentang diri dan keluarga sendiri
Uruslah sendiri persoalan-persoalan pribadi
Hindari rasa ingin tahu
Janganlah mencampuri urusan orang lain

Terimalah pertentangan dengan kegembiraan

Mengalah terhadap kehendak orang lain

Bersikap mengalah dalam perbedaan pendapat

Walau anda yang benar

Jangan memusatkan perhatian pada kesalahan orang lain

Terimalah hinaan dan caci maki

Terimalah perasaan tak diperhatikan,

dilupakan dan dipandang rendah

Terimalah celaan walau Anda tak layak menerimanya

Bersikap sopan dan peka, sekalipun seseorang berusaha

memancing amarah Anda

Janganlah berusaha agar dikagumi dan dicintai

Pilihlah selalu yang tersulit

Mengenal diri sendiri membuat kita berlutut dengan rendah hati

(Bunda Teresa)

Winners vs losers

When a winner makes a mistake, He says, "I was wrong"
When a Loser makes mistake, He says, "It wasn't my fault"

A winner works harder than a loser and has more time ;
A loser is always "Too Busy" to do what is Necessary

A winner goes through a Problem ;
A loser goes around it, and never Gets Pass It

A winner makes Commitments;
A loser makes Promises

A winner says, "I'm good, but not as good as i ought to be;"
A loser says, "I'm not as bad as a lot of other people."

A winner respects those who are superior to him
and tries to learn something from them;
A loser resents those who are superior to him
and tries to find chinks in their armour.

A winner feels responsible for more than his job
A loser says, "I only work here."

A winner says, "there ought to be a better Way to do it;"
A loser says, " that's the way it's always been done here"

"Finally, The Choice is Yours…. Choose to be A Winner"



Not boss But Leader

Pemimpinan adalah teladan, Bos adalah kedudukan.
Pemimpin dihormati, Bos ditakuti


Perusahaan sekarang perlu pemimpin bukan bos. Pemimpin menggunakan kekuasaan secara cerdas & peka, ia memiliki kewenangan tanpa menjadi sewenang-wenang. Kepemimpinan adalah tindakan bukan kedudukan. Sehingga pemimpin mampu mempertahankan rasa keterarahan team dalam aktivitas sehari-hari untuk mencapai target atau visi bersama. Tugas kepemimpinan bukan menempatkan kebesaran di dalam kemanusiaan melainkan memunculkannya ke luar sebab kebesaran sudah berada di sana. Orang yang tipe bos akan betidak sempoyongan dari satu krisis ke krisis lain seperti orang mabuk.

Sebuah awal malapetaka apabila para manager/level manajemen bermental bos. Sebab kondisi ini akan menyebabkan proses bisnis timpang! Mental bos ini yang akan menyebabkan : distorsi informasi, ketidakpuasan karyawan, kerjasama team yang buruk, penilai kinerja yang tidak adil. Mental bos akan memupuk budaya ABS (asal bos senang) pada level bawahan yang dipimpinya. Proses dinomerduakan yang penting hasil akhir! Sehingga proses bisnis/organisasi berjalan semestinya. Sendainya tipe bos sukses itupun tidak akan bertahan lama sebab pondasi penopang kesuksesanya rapuh, akhirnya pasti akan runtuh.

Sudah menjadi hukum alam " apabila kita ingin dihormati maka kita juga harus menghormati orang lain, Siapa yang menanam, dia yang menuai" Seorang yang punya karakter pemimpin menyadari pentingnya sikap ini. Ia menghargai semua bawahannya, open mind terhadap kritikan & saran. Dan seperti hukum Fisika/Newton "aksi-reaksi" maka ia akan dihormati & disegani oleh bawahannya.

Setiap pemimpin mempunyai gaya berbeda dalam menjalankan perannya. Tetapi ada kesamaan yang mendasar dari para pemimpin. Pemimpin mempunyai kemampuan bersikap antusias, energik, tenang menghadapi krisis, menghargai bawahan, tidak emosional, tegas & adil, open mind, mampu memotivasi, memdevelop team.

Memotivasi team bukan hal yang mudah, tetapi seorang pemimpin dapat menjaga & meningkatkan motivasi team dengan hal-hal yang mendasar (back to basic). Seorang pemimpin akan peka terhadap naik turunnya motivasi anggota teamnya/bawahannya sehingga ia tahu bagaimana menjaga ritme team yang dipimpinya. Sadar atau tidak orang yang punya karakter pemimpin, membangun motivasi team dengan "filosofi bambu" filosofi ini mengajarkan untuk setia menanam & merawat. Pemimpin akan sabar mendevelop bawahan sesuai dengan kompetensinya & melakukan pendekatan secara pesonal. Secara berlahan tapi pasti akan membentuk team yang solid. Tipe bos tidak suka proses ini, ia ingin instant dengan mencari bawahan yang siap " pakai ". Tapi tanpa mau menanam & merawat. Team yang awalnya bagus pasti akan buyar! Perbedaan yang mendasar tipe bos dengan tipe leader adalah tipe bos ingin "dilayani", tipe pemimpin "melayani". Sikap melayani ditunjukkan lewat kemauan untuk menanam & merawat.

Dalam interaksi team menjalankan bisnis , peran pemimpin antara lain ; menetapkan batasan-batasan, meminta team membuat keputusan, pemimpin mengajukan masalah, memberikan saran-saran, membuat keputusan, pemimpin melemparkan ide-ide & memancing pertanyaan & pendapat. Sikap inilah yang membuat setiap anggota team merasa dihargai & merasa ikut bertanggung jawab atas keberhasilan team.

Pemimpin akan bijak dalam mengambil keputusan, sebab ia mau mendengarkan pendapat dari berbagai pihak sehingga ia dapat melihat masalah lebih komperhensif sebelum mengambil keputusan. Sedangkan tipe bos cenderung emosional dalam mengambil keputusan karena kurang mau mendengarkan!

Bagaimana menjadi seorang pemimpin? Menurut opini saya, Pemimpin bukan bawaan dari lahir, untuk menjadi pemimpin merupakan kerja keras, bagaimana ia memahami filosofi hidup yang diajarkan agama yang ia anut & menerapkan secara konsisten. Anda ingat Soekarno, menurut sejarah Ia seorang Presiden yang punya kharisma. Apakah ia dilahirkan sebagai pemimpin? menurut saya tidak. Kerja keras lah yang membuat ia menjadi seorang pemimpin yang berwibawa. Sikap & kerja keras memperjuangkan rakyat Indonesia melahirkan dia menjadi seorang pemimpin! Dan ketika dia tidak bisa mempertahankan integritas atau karakter seorang pemimpin membawa dia ke tipe bos, wibawa & kharismanya hilang! Intinya Pemimpin bisa menjadi bos dan tipe bos bisa menjadi pemimpin tergantung perubahan karakter yang melekat pada pribadinya.

Inti dari setiap ajaran agama sebenarnya mengajarkan kita untuk menjadi pemimpin yang baik. Sikap Rendah hati, sabar, memaafkan, adil, menghargai orang lain, tegas. Nilai – nilai inilah sebagai pondasi seorang pemimpin. Qualitas kita sebagai pemimpin tergantung seberapa konsisten menerapkan nilai nilai dalam menjalankan peran kita. Seringkali kerelegiusan kita hanya sebuah kedok atau topeng Bukan kerelegiusan yang terpancar dari hati! Sehingga tidak jarang atasan ataupun kita sendiri yang tampak relegius tapi bemental bos.

Mengapa kita harus belajar menjadi seorang pemimpin? Sebab kita semua akan menjadi pemimpin walaupun dengan skala yang berbeda-beda. Menjadi pemimpin adalah pilihan & perlu kesadaran diri! (@ B.A.S)


Rabu, 22 Agustus 2007

Menciptakan Keberuntungan

Kamis, 23 Agustus 2007

Profesional, Saya mengira bahwa sebenarnya orang yang tidak beruntung memiliki jumlah kesempatan yang sama dengan orang yang beruntung, hanya saja mereka tidak memanfaatkannya. Berikut ini ada dua pengalaman menarik yang pernah saya dengar dan saya alami sendiri.

Seorang pengusaha pernah bercerita kepada saya bahwa ia pernah mendapatkan sebuah proyek besar di sebuah airport lounge. Ketika sedang menunggu pesawat, ia menyapa seoarang pria setengah baya yang duduk di sampingnya. Percakapan berlanjut ke topik ringan sampai pada akhirnya ke negosiasi bisnis. Pekerjaan pertama saya pun saya dapatkan ketika saya menyapa boss ayah saya ketika ia menelepon ke rumah. Dari sapaan ringan berlanjut ke percakapan yang membahas mengenai pekerjaan. Dari 2 kejadian di atas, mungkinkah kami bisa mendapatkan keberuntungan jika kami enggan menyapa orang yang tidak kami kenal dengan dekat? Tidak.

Profesional, kita harus menyadari bahwa tidak ada kebetulan belaka dalam hidup ini, kitalah yang memegang kontrol atas hal tersebut. Keberuntungan tidak akan datang begitu saja jika kita hanya diam dan tidak mau melakukan apa-apa. Cobalah menangkap setiap peluang yang ada, kecil atau besar, untuk mempengaruhi keberuntungan Anda. Entah itu menghadiri jobs fair, mengisi kupon undian, atau berbicara dengan wanita cantik yang duduk di sebelah Anda dalam pesawat. Hey, maybe you're the lucky one! Who knows, right! (Andrie)

Sumber : Renungan Profesional : Bulan Agustus 2007